Saingi WhatsApp, Telegram Naikkan Batas Maksimum Pengguna Group Chat Menjadi 5.000 Orang

Saingi WhatsApp, Telegram Naikkan Batas Maksimum Pengguna Group Chat Menjadi 5.000 Orang
Pada tanggal 5 Februari 2016 yang lalu, WhatsApp mengumumkan kalau mereka telahmenaikkan batas maksimum pengguna dari sebuah group chat yang sebelumnya hanya 100 orang menjadi 256 orang. Hal ini disinyalir merupakan langkah mereka untuk menyaingi aplikasi pengiriman pesan Telegram yang telah mengizinkan penggunanya untuk membuatgroup chat yang berisi 1.000 orang.
Seperti tak mau kalah, pada tanggal 13 Maret 2016, Telegram pun mengumumkan kalau mereka telah menaikkan kembali jumlah maksimum pengguna dalam sebuah group chatmenjadi 5.000 orang. Hal ini cukup mengejutkan, karena sebenarnya Telegram baru saja menaikkan kapasitas pengguna dalam sebuah group chat—dari hanya 200 menjadi 1.000 pengguna—empat bulan yang lalu.

Pengguna Telegram bisa langsung mengubah jenis group chat

Untuk menampung 5.000 pengguna dalam sebuah group chat, pengguna Telegram harus mengubah pengaturan group chat mereka menjadi Supergroup. Sebelumnya, pengguna Telegram baru bisa mengubah pengaturan tersebut jika group chat mereka telah mencapai batas maksimal pengguna untuk group chat biasa, yang hanya 200 pengguna. Namun kini pengguna Telegram bisa mengubah pengaturan tersebut kapan pun mereka mau.
Fitur-fitur baru Telegram :
Fitur-fitur baru Telegram: Pinned Message (kiri), Public Group (tengah), moderasi untuk admin (kanan)
Meski begitu, Telegram sendiri menyarankan bagi komunitas yang hanya mempunyai sedikit pengguna untuk tidak mengubah pengaturan group chat mereka. Sebuah group chat yang telah diubah menjadi Supergroup tidak akan bisa dikembalikan menjadi group chat biasa. Salah satu hal yang berbeda dari sebuah Supergroup adalah anggota grup bisa menentukan beberapa orang untuk menjadi admin dari grup tersebut.

Fitur khusus Supergroup

Konsekuensi dari sebuah group chat yang berisi ribuan pengguna adalah obrolan yang sulit diikuti. Oleh karena itu, pada kesempatan yang sama Telegram juga menambahkan fitur Pinned Messages pada setiap Supergroup.
Dengan fitur ini, seorang admin Supergroup bisa membuat sebuah pesan yang akan selalu muncul di bagian atas layar. Setiap pengguna pun akan langsung mendapatkan notifikasi ketika pesan tersebut dikirim, walaupun mereka menonaktifkan pemberitahuan dari grup tersebut.
Supergroup juga bisa diubah menjadi sebuah grup publik dengan fitur Public Group. Setiap grup publik akan mendapat sebuah tautan yang bisa diakses oleh setiap pengguna Telegram. Apabila seorang pengguna mengakses tautan tersebut, mereka bisa membaca semua isi percakapan di dalam grup, sekalipun mereka belum bergabung. Namun apabila mereka ingin ikut mengirimkan pesan dalam grup tersebut, barulah mereka diharuskan untuk bergabung.

Bagaimana Telegram menghindari spammer?

Bahaya lain dari sebuah group chat dengan jumlah pengguna yang banyak adalah kemungkinan munculnya spammer yang bisa mengganggu anggota grup lainnya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Telegram pun membekali para admin Supergroup dengan fasilitas moderasi. Admin bisa memblokir dan melaporkan seorang pengguna tertentu, serta menghapus semua pesan yang ia kirimkan.
Demi menghindari spammer, Telegram pun memutuskan untuk menunda peluncuran fitur Public Group untuk Supergroup di beberapa negara Asia. Berdasarkan analisa dari Telegram, negara-negara tersebut merupakan wilayah dengan aktivitas spammer yang tinggi.
Meski begitu, Telegram berjanji kalau mereka akan meluncurkan fitur Public Group di wilayah tersebut setelah mereka bisa menyempurnakan algoritma anti-spam mereka, dan memperbanyak jumlah tim yang mereka miliki untuk menanggulangi aktivitas spam. Untungnya, menurut pantauan Tech in Asia, pengguna Telegram di Indonesia sudah bisa menikmati fitur Public Group tersebut.
Pada tanggal 23 Februari 2016, Telegram telah mempunyai 100 juta pengguna aktif di setiap bulannya. Mereka pun mengatakan kalau setiap harinya mereka bisa mendapatkan 350.000 pengguna baru, dan memfasilitasi pengiriman 15 miliar pesan di 200 negara.
Namun prestasi tersebut masih jauh tertinggal dari WhatsApp yang mempunyai satu miliar pengguna aktif bulanan dan Facebook Messenger yang mempunyai 800 juta pengguna aktif bulanan.
Meski begitu, berbagai fitur menarik yang diluncurkan Telegram seolah membuktikan kalau mereka masih terus berusaha keras untuk mengejar ketertinggalan tersebut.